Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie, menerangkan hasil Sidang Paripurna DPR akan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2012 berkaitan dengan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, bukanlah kemenangan Golkar. Menurut Aburizal, hal itu adalah kemenangan bangsa.
"Pasti tidak semua puas, tapi harus ada jalan keluarnya dari kebuntuan-kebuntuan yang ada. Jalan keluarnya adalah pemerintah dikasih batasan untuk menaikkan atau bahkan menurunkan, disesuaikan dengan ICP (Indonesia Crude Prices) dalam enam bulan ke depan," ujarnya, Senin 2 April 2012.
Ia menghargai dan mengucapkan terima kasih kepada partai opisisi seperti PDIP, Partai Gerindra dan Partai Hanura plus PKS yang memilih berbeda pendapat dari partai-partai koalisi lainnya. "Itu bukan sebuah permusuhan, tetapi mereka memilih jalan lain, memiliki pandangan yang berbeda."
Bagi Partai Golkar, imbuh Aburizal, kenaikan harga minyak dunia tidak bisa dihindari, yang artinya akan berpengaruh bagi harga BBM bersubsidi di dalam negeri. Sebab itulah, Golkar memilih bukan menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, melainkan memberikan batasan kepada pemerintah.
"Partai Golkar, sekali lagi, tidak pernah mengatakan menolak atau setuju kenaikan harga BBM, tapi kalau sekarang memang bukan waktunya, bukan saat yang tepat. Karena sekarang kenaikan ICP sebesar 15 persen belum tercapai," ujar mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu.
Laporan M. Arief Hidayat
"Pasti tidak semua puas, tapi harus ada jalan keluarnya dari kebuntuan-kebuntuan yang ada. Jalan keluarnya adalah pemerintah dikasih batasan untuk menaikkan atau bahkan menurunkan, disesuaikan dengan ICP (Indonesia Crude Prices) dalam enam bulan ke depan," ujarnya, Senin 2 April 2012.
Ia menghargai dan mengucapkan terima kasih kepada partai opisisi seperti PDIP, Partai Gerindra dan Partai Hanura plus PKS yang memilih berbeda pendapat dari partai-partai koalisi lainnya. "Itu bukan sebuah permusuhan, tetapi mereka memilih jalan lain, memiliki pandangan yang berbeda."
Bagi Partai Golkar, imbuh Aburizal, kenaikan harga minyak dunia tidak bisa dihindari, yang artinya akan berpengaruh bagi harga BBM bersubsidi di dalam negeri. Sebab itulah, Golkar memilih bukan menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, melainkan memberikan batasan kepada pemerintah.
"Partai Golkar, sekali lagi, tidak pernah mengatakan menolak atau setuju kenaikan harga BBM, tapi kalau sekarang memang bukan waktunya, bukan saat yang tepat. Karena sekarang kenaikan ICP sebesar 15 persen belum tercapai," ujar mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu.
Laporan M. Arief Hidayat